Selasa, 21 Februari 2012

Jawaban Dalam Sebuah Mimpi

JAWABAN DALAM SEBUAH MIMPI

cuaca dan teriknya panas matahari tidak membuatnya letih. Seperti biasa ia pulang sekolah dengan menggendong tas yang didalamnya terdapat buku pelajaran dan peralatan tulis lainnya . ia betjalan bagai menentang dunia yang kejam dengan bibir menyunggingkan senyum setiapkali ia berpapasan dengan orang-orang baik yang dikenalnya maupun yang tidak.

Setiap orang yang melihatnya akan menyangka kalau ia adalah orang yang paling bahagia yang tidak pernah sama sekali merasakan kesedihan, memang tidak salah kalau setiap orang beerpikiran seperti itu, karna dalam keseharian gadis kecil bernama Alma itu selalu dihiasi dengan senyuman, walau sebenarnya dilubuk hati terdalamnya ia menyimpan segudang luka dan kesedihan yang amat dalamyang bila ia mengungkap semua kesedihan itu, rasanya takkan sanggup dunia ini menampung air matanya dan setiap orang yang melihatnya tidak akan sanggup tuk tidak ikut menamngis bersama gadis kecil itu.

Hari ini Alma pulang sekolah . seperti biasa , ibu asramanya sudah berdiri di depan pintu asramanya . Alma langsung bersalaman dan masuk ke dalam untuk mengambil mukena, Alma bergegas menuju masjid .Tiba-tiba ibu asramanya memanggilnya

” Alma ...,”
” ya...saya,,, ada apa bu...?”
” Tolong kamu sampaikan pada anak-anak , setelah selesai shalat semuanya harus segera makan, tak boleh ada yang telat...!”

” baik bu...!”

Alma segera pergi sambil berlari-lari kecil ke arah masjid. Memang di asrama itu segala kegiatan ada jadwalnya termasuk jadwal makan , jadi kalau yang terlambat mengambil , ya berarti dia gak akan dapat jatah makan.

***

Setelah selesai shalat Alma memberi tahukan apa yang dikatakan ibu asramanya. Kemudian seperti biasa Alma bergegas ke belakang masjid. Sesampainya disana ia melihat kertas tiga hari lalu yang sengaja di letakkannya . Alma tersenyum senang , diambilnya kertas itu, saat dibukanya terpampang sebuah tulisan

” Hai... aku Alma, Alma lagi butuh teman nie... kalau kamu mau jadi teman Alma balas ya..., besok Alma kesini lagi.”

Itulah isi kertas yang ada di genggaman Alma. Raut wajahnya kembali menampakkan kekecewaan , sudah sering ia menyimpan kertas seperti itu tuk mencari sahabat yang bisa berbagi dalam segala hal.

Seringkali Alma menuliskan sesuatu di dalam buku hariannya dan entah apa yang ia tulis. Kadang ia menulis sambil tersenyum bahagia, tapi tidak jarang ia menulis sambil menangis, mungkin orang akan mengnggapnya gila tapi mau bagaimana lagi, Alma tidak punya siapa-siapa lagi hanya buku dan alam sajalah yang menjadi curahan hatinya. Alma tidak punya sahabat untuknya berbagi disaat ia sedih maupun di saat ia senamg.

Setelah Alma tahu kalau ternyata tidak ada jawaban sedikitpun ia segera berdiri dan membuang kertas yang di genggamnya itu . Dalam hati ia menangis keras

” Alma benci dunia ini , Alma tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini . bunda...Alma kangen bunda... hanya bundalah tempat curahan hati Alma ....”

Hati kecilnyapun bernyanyi lirih.

Kubuka album biru

Penuh debu dan usang

Kupandangi semua gambar diri

Kecil bersih belum ternoda

Pikirku pun melayang

Dahulu penuh kasih

Teringat semua cerita orang

Tentang riwayat ku

Kata mereka diriku selalu di manja

Kata mereka diriku selalu di timang

Nada-nada yang indah

Selalu terurai darinya

Tangisan nakal dari bibirku

Tak kan jadi deritanya

Tangan halus dan suci

T’lah mengangkat diri ini

Jiwa raga dan seluruh hidup

Rela dia berikan

Kata mereka diriku selalu di manja

Kata mereka diriku selalu di timang

Oh...bunda ada dan tiada dirimukan selalu ada di dalam hatiku...

Tanpa ia sadari air matanya benar-benar jatuh dipipinya yang mungil itu.

***

Setelah selesai shalat isya semua anak-anak memasuki asramanya masing-masing, tak terkecuali Alma, ia langsung tertidur nyenyak

***

Hari itu seperti biasa Alma pergi kebelakang masjid untuk melihat apakah ada jawaban di kertas yang kemarin ia taruh itu.

” Alma harus kesana , ia Alma harus kesana ...” pikirnya

Sesampainya disana Alma kembali menemukan kekecewaan. Alma menangis sejadi-jadinya sambil berkata

” Ya allah...mengapa tidak ada yang mau bersahaat dengan Alma , apakah Alma tidak boleh punya sahabat , apakah Alma akan terus menanggung penderitaan ini , atau mungkinkah mereka tidak tahu kalau Alma membutuhkan seorang sahabat...,”

Alma terdiam sejenak sambil menangis, lalu ia berkata kembali

”lalu kepada siapa lagi Alma harus berbagi cerita selam ini ...,kepada bunda...? itu tidak mungkin...,ayah Alma...? itu juga tidak mungkin. Dunia ini kejam.....am.....am....!!!!!!!”jeritnya

Rintik-rintik air hujan mengguyur bumi bersamaan saat Alma terbangun dari mimpinya .

” Astaghfirullah....,mimpi apa Alma barusan ?, Ya allh Alma lupa baca do’a...”

Alma lalu membaca do’a dan ia kembali tidur.

***

Hari berikutnya Alma kembali kebelakang masjid, ia sangat terkejut kertas yang kemarin ia buang kini telah terbuka rapi dengan suatu tulisan .

” Maaf ya...,aku tidak pernah membalas surat kamu, padahal aku sering menemukan surat kamu. Tadinya aku berpikir kamu hanya iseng, tapi...,kemarin aku melihat kamu menmgis, dari situ aku sadar ternyata kamu memang benar-benar membutuhkan seorang sahabat, mungkin aku bisa menjadi sahabat pena kamu, itu juga kalau kamunya tidak keberatan...!!!!!”

Setelah membaca surat itu nampak jelas kebahagiaan di raut wajah Alma. Ia segera menuliskan jawaban untuk sahabat pena barunya.

” Terima kasih ya kamu udah mau jadi sahabat Alma . Alma senang... banget,kalau Alma boleh tau nama kamu siapa ?”

Alma beranjak pergi setelah meletakkan kertas itu . hari itu matahari nampak tersenyum senang seolah ikut merayakan kebahagian gadis kecil bernama Alma itu.

***

Hari berikutnya Alma kembali kebelakang masjid itu, Alma begitu senang saat melihat kertas balasan dari sahabatnya itu.

” Alma tidak usah tahu tentang aku, bukannya kamu hanya ingin punya teman berbagi saja/, aku siap kok jadi teman curhat kamu...!!!”

Alma hanya terdiam memandangi kertas yang ada padanya . lama ia berfikir dengan jawaban sahabatnya itu.

” Ok deh...gak apa-apa kalu kamu gak mau ngenalin diri kamu ke Alma, tapi kamu harus berjanji kalau kamu akan menjadi teman baik Alma , dan selalu ada di saat Alma membutuhkan kamu...”

Itulah jawaban surat dari Alma.

***

Sering sekali Alma bercerita pada sahabatnya itu, dan selama itu pula Alma tidak pernah tahu siapa sebenarnya sahabatnya itu . Sampai pada akhirnya Alma tidak tahan untuk mengetahui tentang siapakah sahabatnya itu. Alma segera bergegas kebelekang masjid, sesampainya disana ia langsung menuliskan sesuatu untuk sahabatnya itu.

”Hai...,apa kabar ?, mungkin kamu pernah bilang kalau Alma tidak perlu tahu tentang kamu ,tapi rasanya itu tidak adil, kamu banyak tahu tentang Alma sedangkan Alma tahu nama dan wajahmu saja tidak, apakah itu yang disebut sebagai sahabat...???”

Alma lalu meninggalkan kertas itu dan kembali keasrama, tak lama kemudian Alma kembali kebelakang masjid dengan perasaan yang samgat tidak menentu. Saat dilihatnya sebuah kertas.

” Baiklah kalau memang kamu ingin bertemu dengan aku, kita bertemu disini saja...”

Alma tersenyum senang, ia berfikir apakah sahabatnya lelaki ataukah perempuan, Alma terus berdiri menunggu sahabatnya. Namun sama sekali tak ada tanda-tanda kalau sahabatnya akan datang, Alma mencoba lebih sabar, namun sampai rintik-rintik hujan turun sahabatnya tidak juga muncul.

Perlahan-lahan rintik-rintik hujan menjadi guyuran air deras yang sesekali di selingi petir dan di susul suara gemuruh yang terus bersahut-sahutan , rasa takut dan dingin tidak membuatnya menyerah...Alma tetap berdiri menunggu sahabatnya...terdengar petir terus menyambar-nyambar,dan gemuruh semakin bersahut-sahutan. Disaat itu Alma menangis seraya berkata.

”ya allah ...mana sahabat Alma...”suaranya bergetar menahan dingin.

Alma menangis diantara sahutan gugur dan sambaran petir,,,Alma lalu berteriak

” ya allah...apakah Alma tidak berhak untuk bahagia...ya allah...jika memang ini suratan yang telah engkau gariskan untuk Alma..., Alma ikhlas...,ya Allah...,tapi...berikan Alma kesabaran dan ketabahan ya allah...”suaranay semakin parau karena menangis dan menahan dingin.

***

”Alma...,Alma sayang kamu kenapa nak...???”

Suara ibu asramanya membangunkannya dari mimpinya.

” Kamu kenapa nak...?”tanya ibu asramanya lagi

Alma malah menangis semakin kencang. Lalu ibu asramanya memeluknya dan Alma balas memeluknya.

”Alma mimipi bu...!!!”

”Memangnya Alma mimipi apa nak...?”

”Alma mimpi buruk bu...,Alma takut bu...” jawabnya sambil terus menangis.

” ya sudah..., kalau begitu sekarang Alma shalat dulu...,biar pikirannya tenang ya nak...!!!”

Alma mengangguk lemah, ia segera mengambil air wudhu lalu sembahyang. Dalam setiap sujudnya ia hanya menangis dan memohon keadilan kepada tuhan .

Setelah salam , Alma berdo’a meminta keadilan dan petunjuk kepada Allah dengan linangan air mata .

” Ya allah...Alma sudah tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini...,hanya engkaulah tempat Alma memohon,hanya engkaulah tempat Alma mengadu..., dan hanya kepada engkaulah tempat Alma menyerahkan hidup dan mati Alma. Ya allah ..., hanya engkaulah yang berhak atas diri Alma..., Alma tahu kau tidak akan memikulkan beban yang tidak bisa hambamu memikulnya...,oleh karena itu janganlah engkau pikulkan beban berat yang tak sanggup Alma memikulnya...ROBBANAA ’ATINAA FIDDUNYA HASANAH WA FIL AKHIROTI HASANAH WA QINAA ’ADZAABANNAR...AMIN...”

***

Alma bergegas kebelakang masjid, ia telah berjanji tidak akan lagi mengharapkan sahabat penanya, baginya sekarang ibu asramanya sudah cukup untuknya. Sesampainya disana Alma melihat sebuah kertas yang bertulsakan.

” Hai... aku Alma, Alma lagi butuh teman nie... kalau kamu mau jadi teman Alma balas ya..., besok Alma kesini lagi.”

Alma memungut kertas itu dan menyobeknya menjadi menjadi serpihan-serpihan kecil, lalu ia melemparkannya ke udara, dalam seketika kertas itu berhamburan di atas tanah . Alma hanya menitikkan air mata menyaksikan semua itu , tapi ia segera menghapus air matanya dan tersenyum penuh kemengan, lalu alma meninggalkan kertas yang berserakan itu dengan satu kalimat

”GOOD BYE MY FRIEND IN DREAM..!!!’

***

Alma kembali ke asramanya, ia berjalan sambil bernyanyi-nyanyi kecil . ibu asramanya memperhatikannya dari jauh. Alma melirik ke arah ibu asramanya dengan bibir menyunggingkan senyum.

”Alma kenapa, keliatannya Alma lagi senang...” tanya ibu asramanya heran

Alma menghampiri ibu asramanya dan memeluknya erat.

” Makasih ya bu...selama ini ibu baik banget sama Alma...,maafkan Alma yang tidak pernah merasa puas dengan kasih sayang yang ibu berikan...Alma janji mulai sekarang Alma tidak akan menyia-nyiakan ibu lagi...”

Katanya terisak dalam tangis

”Alma sayang...sudah sepantasnya ibu menyayangi Alma...,Alma kan anak ibu juga, ibu janji ibu akan menjadi orang yang menolong Alma bila Alma dalam masalah...,sekarang Alma jangan sedih lagi ya...!!!”

”Terima kasih bu...!!!”

Dunia pun tersenyum, dan senja ikut bahagia melihat Alma yang telah menemukan kebahagiaannya.

THE END

Karya: Siti Ami

Rabu, 08 Februari 2012

first love

First love”
Mungkin kebanyakan orang berfikir , bahwa untuk melupakan cinta pertama adalah mencari cinta yang lain, tapi tidak buatku, aku akan terus bertahan dan berusaha ngedapatin my first love, meskipun harus dengan penuh perjuangan , inilah kisah cinta pertama ku…
Saat itu aku adalah murid pindahan alias murid baru di sekolah ku, di sekolahku yang dulu aku selalu menjadi juara terbaik. Tapi tidak di sekolah ini, aku harus berjuang mati-matian untuk mendapatkan kembali posisiku yaitu menjadi juara terbaik. Ternyata tidak semudah yang ku bayangkan, di sekolah baru ini aku bersaing secara ketat dengan teman-teman ku. Awal aku pindah ke sekolah ini aku hanya mendapatkan peringkat ke empat, tapi aku tidak putus asa karena ini awal yang indah bagi ku untuk kembali mendapatkan juara terbaik.
Saat semester dua nilai-nilaiku mengalami peningkatan yang cukup membanggakan, entah sebab apa,mungkin karena gak mau tersaingi oleh ku Haya si peringkat pertama meminta aku untuk duduk dengannya, bodohnya aku menurut saja. Padahal banyak teman-teman ku bilang Haya mendekati ku supaya dia bisa memantau aku dari dekat, tapi aku tida mau su’udzon terhadap Haya, maka ku buang jauh-jauh pikiran negatif itu,semenjak aku duduk dengan Haya banyak sekali perubahan yang aku rasakan, awalnya aku tidak memilii teman yang banyak seperti Haya, kini semua teman Haya pun menjadi akrab denganku.
Aku dan Haya bersahabat. Selama bersahabat denganku Haya sering bercerita padaku bahwa ia menyukai seseorang yang juga sekelas dengan kami, Haya berfikir kalau aku dekat dengan lelaki itu, karena Haya tahu kalau rumah ku dengan rumah lelaki itu berdekatan. Padahal boro- boro dekat, kenal aja nggak, yang ada aku selalu risih dengan kehadirannya.
Nama lelaki itu Lutfi, tafi aku lebih sering memanggil dia Reno, karena keluarganya pun memanggil dia dengan panggilan itu. Mungkin Haya memang sangat suka pada Reno, aku sebagai sahabat, akhirnya mencoba untuk membantunya. Aku coba untuk kenal lebih dekat dengan Reno, dari situ aku mulai melupakan rasa risihku pada Reno demi membantu sahabatku Haya.
”Reno, tau gak...?”
”apaan...?”
” Haya tu suka banget ma kamu...!”
Si Reno bukannya ngejawab dia malah senyam-senyum gak karuan, sambil berjalan di depan ku.
”dih...dia gilakaliya...kok Haya bisa-bisanya ya...suka sama orang seperti Reno...”
gumamku dalam hati.
Tapi aku senang juga, karena aku akan berhasil mendekatkan Reno pada Haya.
Aku semakin akrab dengan Reno, tapi masih saja ada perasaan risih itu, setiap kali Reno memintaku untuk mengerjakan tugasnya.
Aku setuju dengan Haya ternyata Reno memang baik, tapi bagi ku kalau hanya baik belum cukup, mungkin di luar sana masih banyak orang yang lebih baik dari Reno. Hari ini aku duduk di depan rumah ku, tiba-tiba ada seseorang mengagetkan ku
” ayo...lagi ngelamunin Reno ya...?” Suara ka Bisma mengagetkan ku.
” idih...siapa lagi yang ngelamunin Reno, yang ada aku risih kalau harus ngedenger nama dia...!”
” alah...jangan gitu Me..., kalau Reno suka ma kamu mo di terima gk...?”
” ih...,apaan sih kak...,udah sana akh...,ganggu orang aja...!’
Kataku sambil melempari kak Bisma dengan kertas yang sengaja aku robek, kak Bisma malah cengengesan
” Tapi...,bener loh Me, Reno itu suka sama kamu...”
” Ih...kakak...!” jerit ku.
Kak Bisma lari sambil tertawa-tawa.
Aku termakan omongan kak Bisma
”Reno suka sama aku...,kaya nya gak mungkin deh...,lagian kalau aku nyampein salam dari Haya, Reno sepertinya seneng banget, ah...,aku harus fokus ke tujuan awal ku yaitu membantu mendekatkan mereka.
***
Inilah awal persahabatanku dengan Haya berantakan berawal dari masalah yang sangat sepele, hari itu aku kebagian jadwal piket, dan aku telah melaksanakannya, memang di kekasku segala sesuatunya harus di laporkan akhirnya Haya melapor kepada wali kelasku yang kebeneran adalah tantenya.
” bu semua yang piket hari ini belum melaksanakan piket...!” tutur Haya pada wali kelasku.
Kontan saja wali kelasku marah dan aku juga teman-teman yang satu piket dengan ku di hukumnya. Kami di suruh memunguti sampah yang ada di semua lingkungan sekolah. Aku sangat sebal pada Haya saat itu, tapi bukan maksudku untuk memutuskan persahabatan kami. Haya salah paham dan akhirnya dia menjauhi ku dan membicarakan semua kejelakan ku pada orang lain bahkan ada seorang teman ku yang bilang kalau Haya selalu menggunjingkan ku dengan panggilan JABLAY, tapi aku tak menanggapinya, setelah itu hubungan kami semakin berantakkan, kami memang sempat baikan tapi begitulah Haya, ia seakan tidak pernah kenal denganku.
***
Singkat cerita kami lulus dan masuk ke sekolah yang kami inginkan masing-masing. Aku dan Haya kembali di sekolah yang sama, sedangkan Reno dia sekolah ke luar kota. Walaupun Reno tidak pernah berkata apa-apa, tapi aku selalu bilang pada Haya lewat teman dekatnya kalau Reno menitipkan salam untuknya, Haya tak pernah menanggapinya. Hingga suatu hari aku mendengar kalau Haya telah berpacaran dengan kakak kelasnya, aku sedikit kecewa karena aku merasa kalau usahaku sia-sia.
Suatu hari pada saat liburan sekolah aku bertemu Reno, aku bilang padanya kalau Haya menitipkan salam untuknya,
”Ren...ada salam tuh dari Haya...!” sebenarnya aku hanya mengada-ngada,
karena aku fikir Reno sangat mencintai Haya. Tapi ternyata aku salah Reno malah menjawab.
”Haya...Haya siapa...?”
Aku sedikit kaget, Reno benar-benar lupa pada Haya atau hanya berpura-pura lupa.
”jangan pura-pura lupa...,aku tahu kamu itu suka kan sama Haya...?”
”Haya siapa...?”
”Haya teman sekolah kamu dulu...!”
”oh...ea aku baru ingat....!”
Hanya itu yang di ucapkan Reno, ia tidak mengatakan ia atau tidak. Aku jadi semakin bingung sebenarnya Reno itu cinta atau tidak sama Haya.
***
Aku mendapatkan jawaban atas kebingunganku itu, saat Reno liburan sekolah, ia sempat meminjam buku ku.aku pun gak tahu apa maksudnya dia meminjam bukuku. Saat dia mengembalikan buku ku daia hanya bilang.
”tanks ya...sory kalau tulisannya acak-acakan...!”
”Tulisan...,apa yang dia tulis di buku ku...?” tanya ku dalam hati.
Itu adalah hari terakhir ku bertemu dengannya. Karena penasaran aku segera membuka bukuku, lembar perlembar aku buka, dan ada satu lembar yang mengagetkan.
” YA HABIBATI LAA TA KHOPI WALAA TAHZANI MAA DUMTU ANA MA’AKI....”
”inikan tulisan Reno...!”
Pikir ku, apa dan siapa yang dia maksud, apakah yang dia maksud itu aku, aku segera membuang pikiran ku itu, tapi semakin aku mencoba melupakan kata-kata itu, aku semakin tak bisa untuk mendeletenya dari pikiran ku. Apa yang terjadi dengan aku, perasaan apa yang sedang ku rasakan ini, apakah ini yang namanya cinta, tapi rasanya aku tidak mungkin mencintai seseorang, aku pun tak pernah mengerti dengan arti cinta itu sendiri. Atau...apakah ini yang di sebut cinta pertama, tapi mengapa harus Reno yang menjadi cinta pertama ku bukankah dulu aku sangat membencinya, dan bukankah Haya juga mencintai Reno, mana mungkin aku mencintai seseorang yang juga di cintai sahabatku walau aku tahu kalau Haya telah mempunyai kekasih.
” ah...,ini tidak mungkin...!”
Aku terus membatin semoga semua ini tidak akan pernah terjadi.
***
Sebelumnya aku tak mudah percaya pada yang namanya lelaki. Tapi entah mengapa saat ini aku begitu percaya padanya bahkan aku berfikir dialah lelaki terbaik yang pernah aku kenal. Aku kembali bertemu Reno dan dia bilang kalau daia suka sama aku telah lama. Aku tak bisa berbuat apa-apa, aku tak bisa menolak saat Reno memanggilku dengan panggilan sayang. Entah bagaimana ceritanya aku dan Reno berpacaran. Berita itu langsung sampai ke telinga Haya.
” dia tuh tega banget...,ngerebut cinta pertama gue...!”
Kata Haya. Aku tahu Haya berkata seperti itu dari temanku yang juga temanny Haya.
Aku merasa bersalah pada Haya, tapi aku pun tak dapat memungkiri kalau aku juga mencintai Reno. Aku pikir itu kesalahan Haya sendiri, mengapa saat itu dia malah mencari pengganti Reno, mengapa dia malah mencari pelampiasan untuk cintanya. Dan sekarang setelah Reno dimiliki orng laian dia baru bilang kalau Reno’s her first love. Aku tak mungkin melepaskan Reno’s my first love itu begitu saja.
Aku berniat untuk menceritakan semua ini pada Reno, jikalau Reno sudah tahu dan dia lebih memilih aku maka akulah orang yang paling beruntung, tapi jika dia memilih Haya atau perempuan lainnya, apa boleh buat. Reno bahagia akupun bahagia.

Ku tak tahu mengapa aku maludisetiap dya ada di dekat ku
Aku sesat bila dya tak ada tak ingin aku jauh darinya
Ada rasa yang tak biasa yang mulai ku rasa
Dan yang entah mengapa mungkinkah ini pertanda aku jatuh cinta
Cinta ku yang pertama
Ex : Ime Naira Az-zahra juganakourazi